Postingan

#Idilfitri mu, Idilfitri kita# "Biarlah aku ikut merayakanNya"...bersamamu Saudara ku

Gambar
Saujana hutan bakau menari Panorama bukit di bibir lautan Pagi yang Fitri Bukit Senyum Menoreh ulang tinta rasa dan asa Semarak jalan kerontang Semilir angin pantai Wei Koro' Dada lorong mendengus haru Sujud tafakur anak-anak tanah Kemarin yang pergi Ketika Ino berdandan Wela Tatkala Amo melilit Nowin Kau, Aku , dan Kita.... Megah Kalikur Wa' Laleng Tapak asa leluhur Rodo Tolang Nafas juang ksatria Imang Gilo Bukit Wa' Layar terSenyum Kita anak-anak tanah ini Bulir peluh membelah wadas Memahat bukit batu dan karang Kemarin..hari ini, esok dan selamanya Ku peluk engkau hai Saudara Dekap sukma ku handai taulan ku Antara sangsi dan bimbang akan Surga Darah di nadi mu darah di nadiku.."satu" Bersama menggapai bintang Bersatu meraih rembulan Kuat memeluk adab Leluhur Ukir arca prasasti "satu Uyelewun" Hari yang Fitri Seiring desiran ombak Sagu Wowo Berlinang air mata se-Darah  Maaf...Lahir dan Bathin. Biarlah Kasih bergulung seperti Om

####Mawar di celah wadas#####

Gambar
MAWAR DI CELAH WADAS Lentik kelopak bidadari Bias fajar menerpa manja Kembang senja semerbak Lembayung merona jingga Kau telusur lorong asa Kau taklukan tebing cita Menoreh tapak bebatuan Bak mawar di celah wadas Manik mutiara Kasih  Bulir intan rias aura mu Mutiara kristal Meski tercampak tetap berharga Jemari dan akar mencakar karang bebatuan Retak-  wadas di ujung mimpi Kau mawar di celah wadas Sukma selembut salju Kasih sebening embun Aura pesona teratai Mekar tersadai di telaga rimba Mawar di celah wadas Pesona damai semilir tanjung Harum di hembus bayu Molek pesona teratai rimba .......Sahabat mimpi....April 2023...       

Engkau genit, ahhh. Mahligai para Pencundang buta cintaaa...! #Bunian ujung tanjung#

Gambar
Bunian ujung Tanjung Kemarin yang sepi Bidara tua bersaksi Perahu lapuk para nelayan  Tambatan perahu dan tapak nuka bisu Kemarin yang asri Molek perawan tanjung Bunian yang menawan Ratu laut bertahta Emas Taman bidadari kayangan Tasik sang Brahma Istana bunian kesepian Rebutan lanun dan saudagar Perawan di tepian tanjung Puteri ratu laut selatan Aib mu terkoyak paksa Aurat mu di cakar penggarong Sekali mantel tersibak Pasir emas mu merasuk netra Terkesima sang hidung belang Gejolak dada yang tersumbat Nasib mu dirajam dendam Cinta mu diracun amis cemburu Pesona mu terancam feodalime Tubuh eskotik mu dinodai suriatmu sendiri Katup matamu dan bersemadilah Karena lanun bermuka mutsafir Karena kembang perawan ternoda Gejolak bathin api dalam sekam Bunian ujung Tanjung Suriat mu saling menyangkal Antara nafsu dan keserakahan Mencabik kesucian martabat mu Dan nyanyian nyamuk rawa Ular beludak membelah tasikmu Wujud murka darah leluhur Muslihat bunian tanj

PEMULIHAN MARTABAT EKOLOGI.. "Pemerintah jadi agen dan masyarakat pelakunya.?" Sebuah catatan reflektif fundamental..!!!!

Gambar
Foto: Puncak Perayaan Paskah, Gereja St Maria Imakulata, Tua' Mado.  Fajar seakan enggan tersenyum. Pagi mendung, Minggu 9/4/2023, hendak berkisah. Ribuan umat Katholik, berasakan di jalan menuju pusat perayaan PASKAH tahun ini. Seiring mendung, semilir angin menghempas wajah dan tenda di pagi yang pasrah ini.   Ramalan cuaca dari BMKG mengkhawatirkan. "Kemungkinan" akan ada kondisi alam di beberapa hari ke depan, setara fenomena alam Seroja di beberapa tahun lalu. Meski demikian, lautan manusia di puncak perayaan besar Katholik ini, seakan tak bisa di bendung.  Pemulihan martabat Ekologi. Gereja Katholik Keuskupan Larantuka, mengusung tema Aksi Puasa tahun 2023 dengan mengkonsolidasikan kembali, kesadaran manusia akan kelestarian Ekologi.  Umat Allah digugah untuk menyadari betapa kehancuran alam hari ini, adalah tanggungjawab manusia hari ini juga.  Relasi hidup antar manusia dan alam adalah relasi antar subjek.  Manusia sewajarnya memandang alam bukan sebag

"Mengapa Logam Mulia dalam Perut Bumi Uyelewun, haram untuk ditambang..?". Berikut, sebuah catatan reflektif..!!!

Gambar
MENGERUK EMAS ATAU LOGAM MULIA DITANAH KEDANG, "SAMA HALNYA MEMPERKOSA MARTABAT SEORANG IBU”         (Catatan Pinggir Aktivis Kampung)                    Oleh: Emanuel Ubuq Sejarah panjang pergerakan masyarakat adat Kedang di tahun 2007 hingga 2011, berangsur pupus dari ingatan.  Cerita tentang gerakan perlawanan masyarakat adat atas rencana Industri Tambang Lembata,  telah menjadi isu basi. Generasi milenial menyebutnya cerita jadul (jaman dulu). Namun penulis coba mengungkit kembali cerita ini, meskipun tidak sempurna. Penulis terpanggil untuk menceritakan seputar pergerakan kala itu. Semoga dapat membuat cerah cara pandang semua orang yang masih meyakini tentang adat-istiadat atau Kepercayaan Edang Wela dalam hubungan manusia dengan alam dan Kemuliaan Emas dalam perut bumi Edang.  Penulis sekaligus pelaku pergerakan, mencoba menyimpulkan sekian banyak catatan perjalanan perjuangan selama masa pergerakan menolak rencana investasi tambang di Lembata.  Itu adalah prose

Pemda Lembata perlu tau..! Bahwa pesona pantai Paheng Wa' itu, bukan Surga. Sudah rahasia umum, kalau area dan hamparan sekitar menyimpan banyak potensi konflik.

Gambar
                         Polemik      Wisata Paheng Wa', Desa Tobotani     "Berikut Pernyataan Pemilik Lahan"                        Lambert Lado Dalam rangka mendorong iklim pariwisata di Lembata, mulai nampak antusias Pemerintah Kabupaten Lembata, dengan melakukan kunjungan-kunjungan ke area-area potensi wisata. Salah satunya area pantai Paheng Wa', Desa Tobotani, Kecamatan Buyasuri.  Pada awalnya area potensial dengan pantai yang indah, dan digadang-gadang memiliki pemandangan bawah laut yang cukup menarik, telahpun menjadi polemik semenjak era mantan Bupati Yance Sunur almahrum.  Fenomena pengklaiman hak milik lahan warga sekitar sudah menjadi rahasia umum. Namun Pemerintah Lembata kala itu, tetap saja tutup mata atas kondisi tersebut.  Ketika ditemui oleh penulis, salah seorang pemilik lahan yang akrab dipanggil bapak Lado, menyampaikan komentar atas rencana tersebut. Beliau merasa tertindas sebagai pewaris lahan nenek moyangnya, lantaran karena renca

#Menghitungharipolitikkampungku#

Gambar
                 Kicau di tepian asa            (Elegi politisi sendal jepit)                          Eman ubuQ ................................................ Dari atas gunung yang kering tandus. Di tepian tanjung dan tebing bebatuan. Nyaris tak terbaca lagi, kisah-kisah indah kita.  Terukir di wadas dan kulit pohon Palawan.  Tergores di dada gurun kerontang. Puing-puing waktu yang tersisa.  Menanti kehampaan berikut dan berikutnya.  Kaki ku melangkah goyah.  Semakin lamban dihambat temali onak rerumputan.  Ku coba mengangkat wajah ke langit. Derik rancuh limbah ulat bulu, berhamburan menimpa dedaunan.  Sesekali jemariku refleks merambah punggung dan kaki ku.  Rasa gatal melanda seketika. "Ahh..dasar, ulat bulu!" Hatiku menggerutu.  Dedaunan meratap pasrah. Urat seratnya ludes dimamah. Rakusnya ulat buluh.  Hama predator lunak yang mengerikan.  Melumat buas hijau semak dan hutanku. Seketika alam nyaris luluh lantak.   Kerap juga aku meringis. Betis