#Senja yang berlari# Melodi langit jingga Alunan mesin perahu nelayan Parau, sengau ... Nafas kesukaran.. Nyata.... Ahhh..jemari terkandas dipuntung ilalang, sementara peluh membasahi punggungnya, basah..., dia kelelahan. Tunggul-tunggul kaku pinggir wadas, kaku menyembah laut, pasrah pada kerontang pantai dan...langkahnya makin berat. Ahhh...kelana papa... Saujana hutan bakau, satu-satunya sajian alam hijau di musim kering. Laut seakan melamun, tenang memendam duka. Berisik suara bocah di kejauhan pantai, kedap-kedip cebisan sinar di dada gunung, jauh..jauh sekali. Senja ini penebus luka. Bilur-bilur asa yang tercabik. Cebisan rasa yang terkoyak. Senja yang berlari.... Tak kan pergi air matamu. Dari lubuk kalbu, ke kelopakmu, bening dan tercecer..jatuh menerjang pilu mu. Tak kan pergi....senja kan terus berlari. Telapak kaki tersengat bara-bara kecil. Puntung arang berserak di lorong terjal. Tertatih-tatih. Kamu hendak menangis...? Ahhh..tak semudah itu ru
#cek ombak pantai selatan# Memulai dengan petikan pikiran Socrates. Ahli pikir ini mengatakan; "Kehidupan tanpa refleksi tidak layak untuk dijalani". Pragmatisme politik kekuasaan, merambah, merambat dan malahan tanpa disadari menggerus peradaban demokrasi ke titik nadir. Polemik sengketa hasil Pilpres 2024, telah menjadi sajian terbuka, yang mengumbar kerakusan berpikir tanpa batas. Dengan demikian rakyat jelata(penulis) turut serta mengetahui, mendalami, dan menyimpulkan. Seperti apa dan mengapa, nilai norma dan etika diacak-acak bak kotak dadu para penjudi. Aku tersadar, rupanya polemik ini tak berawal dan berakhir di Mahkamah Konstitusi saja, namun merambah setiap sendi perhelatan yang nuansanya merebut/menginginkan kekuasaan politik. Ternyata feomena kerapuhan moral dan etika dalam perpolitikan Indonesia, lestari dan tumbuh seiring waktu, dari pusat hingga daerah dan sampai ke desa-desa. Perdebatan tanpa penghujung tentang politik dinasti dan dinasti p
# Melodi jalan Terjal# Catatan reflektif kaum pinggiran G EOTHERMAL DAN PROPAGANDA KESIANGAN Dengar-dengar, telah dilakukan perjalanan tourney DPRD Lembata ke satu tempat pembangunan Pusat Listrik Tenaga Panas bumi(PLTP). Informasi ini disadap di medsos FB, yang diposting oleh akun milik seorang anggota DPRD Lembata(terbaca 22/7/2024). Yang pasti perjalanan/tour.ini dengan maksud studi banding tentang pembangunan Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP) yang rencananya akan dibangun di Lembata dengan memanfaatkan sumber daya Panas Bumi di Kecamatan.Atadei. Tentu saja upaya pembangunan yang berkedok investasi sangat dibutuhkan untuk menunjang kesejahteraan rakyat. Hal ini patut diapresiasi apabila Pemda Lembata sedang berupaya mewujudkannya. Sayangnya, Pemda Lembata belum mau, mengoptimalkan program yang menggarap potensi vital kehidupan, baik pertanian, perikanan dan lain sebagainya. Dari kaca mata Pemda dan
Komentar