#Senjayangberlari#

#Senja yang berlari#
Melodi langit jingga
Alunan mesin perahu nelayan
Parau, sengau ...
Nafas kesukaran..
Nyata....
Ahhh..jemari terkandas dipuntung ilalang, sementara peluh membasahi punggungnya, basah..., dia kelelahan.  Tunggul-tunggul kaku pinggir wadas, kaku menyembah laut, pasrah pada kerontang pantai dan...langkahnya makin berat.  Ahhh...kelana papa... Saujana hutan bakau, satu-satunya sajian alam hijau di musim kering. Laut seakan melamun, tenang memendam duka. Berisik suara bocah di kejauhan pantai,  kedap-kedip cebisan sinar di dada gunung, jauh..jauh sekali. 
Senja ini penebus luka. Bilur-bilur asa yang tercabik. Cebisan rasa yang terkoyak. Senja yang berlari....
Tak kan pergi air matamu. Dari lubuk kalbu, ke kelopakmu, bening dan tercecer..jatuh menerjang pilu mu. Tak kan pergi....senja kan terus berlari. 
Telapak kaki tersengat bara-bara kecil. Puntung arang berserak di lorong terjal. Tertatih-tatih. Kamu hendak menangis...? Ahhh..tak semudah itu runtuh wadas ini. Di tepian tanjung, di bibir jurang dan tebing. Laut hanya membisu. Semilir menghantar pergi..senja terus berlari. 
Raga membatu di sudut malam. Sorak jengkrik selaras derapmu. Lunglai, lesu..
Menatapmu indah.. kelopakmu syahdu, bening, teduh menyejukan.  
Manakah rindang ranting dedaunmu. Dahan-dahan patah menghadang tapak mu. Pohon itu tersisa ranting.  Daun kering luruh dimamah bumi. Senja pasti berlari...
Riak-riak ombak menghantar pulangmu. Aroma terumbu muda menghardik indra. Kemarin yang perih. Alam bawah laut itu telah rontok. Bakau-bakau menceritakan.  Tragis, kejam ulah pemburu nafsu. Serakah merambah karang  Dan....keindahan lubuk-lubuk hancur, bunga-bunga karang berserakan.  
Woiiiii.. kakimu tertatih. Desiran ombak kecil menerpa tungkai. "Kakimu basah sayang!" ...
Kita pulang..kita mesti pulang perempuanku. Rahim mu tersulam surga. Guratan benang-benang emas. Merajut indah taman Cintamu. Hatimu permaidani. Membentang di atas ubin-ubin zamrud. Kita harus pulang... Takkan mungkin kau dekap senja ini. Biarlah..senja itu berlari...
Wajah-wajah sayu perindu sepi. Hati-hati lugu yang pasrah. Tertegun di simpang jalan terjal. Mereka tak diberi pilihan. Meski bathin mereka sedang berontak.  Pewaris kisah kelana papa..... Belahan hatinya pergi. Pangkuan mimpinya kian jauh.  Air mata tertahan, meratap kemesraan yang terurai waktu.  Mengapa harus pergi surga kami..?  Pulanglah bunda..perambah kasih bunga teratai.  Penyulam indah mawar cinta.."bunda kami, mawar di celah wadas"...ahhhh.. pulanglah mawar dan teratai kami.  Telaga hatimu tenang di tepian rimba dan teratai-teratai kami tersadai...damai..!
Rembulan tersenyum malam ini sayang..
Hendak mengisahkan riwayat asa mu. Biarlah pulas tidurmu. Merajut mimpi yang tak pasti. Bunga-bunga angan dan hayalmu membukit. Pelan namun pasti, meleleh, luntur rontok dan hanyut. Kembali ke lautan kelam.  Malam dibalut gulita. Kau terus pergi, tak berhenti.....mengejar mimpi, menggapai rembulan, memetik bintang...dan bawalah kembali untuk mereka.  Buah surgamu, buah hatimu...permatamu kasih. 
"Mawar dicelah wadas, teratai di telaga rimba..."mutiara kristal yang tercecer...."Kendati membaur debu, kau tetap berharga🌹 
#Untukmu perempuanku.. sahabat mimpi#
Esai ku...pelipur mu...
.....edisi sepetember 2024...
...........ujung pasir beach...







Komentar

Postingan populer dari blog ini

...DPRD Lembata, pesiar-pesiar menjelang akhir masa jabatan....