Perdebatan tentang Syair dan maknanya, membuka minda dan naluri analisisku. (😴menulis apa yang tidak tertulis😴)

Yang pas mana ya..?
Uyelewun Kayaq tene/Uyelewun kaya' te'e ne..?
"Ah..semua kita satu dan sama"

Gunung Uyelewun terletak di bagian timur pulau Lembata.  Menurut tutur-temutur warisan turun temurun, nama gunung ini, disematkan untuk mengabadikan nama leluhur Uyo Lewun, yang diyakini menurunkan etnis asli Kedang(Edang), yang mendiami tanah adat Uyelewun(Kec. Omesuri dan Buyasuri).

Sebagaimana masyarakat adat lainnya, etnis Kedang memiliki beragam kearifan budaya dan tatanan adat komunitasnya. Adapun kearifan-kearifan itu, sangat banyak ditemukan dalam tutur-tutur lama yang tetap dituturkan dari generasi terdahulu hingga sekarang.  Hakekatnya budaya Kedang menganut pola budaya tutur/lisan(tidak tertulis). 

Demi mempertahankan eksistensi pemaknaan dan arti dari istilah, peribahasa asli, dan sebutan-sebutan khas lainnya, perlu digali lebih pada beberapa perbendaharaan kata dan istilah yang sifatnya umum. Hal ini menjadi penting, karena ada banyak istilah atau sebutan-sebutan lama dan asli, merupakan simbol atau gambaran karakter peradaban itu sendiri.  Memang ada kesulitan untuk menemukan bukti-bukti empirik tentang peradaban lama komunitas Kedang, kecuali melalui pendalaman tutur-temutur lama. 

* Makna syair nyanyian rakyat, "Uyelewun Kayaq tene". 
Satu hal yang menarik adalah perdebatan tentang makna kata dan syair dalam lagu rakyat ' Uyelewun kayaq tene'.  Lagu rakyat Kedang ini, tetap populer untuk semua kalangan hingga saat ini. Namun pendalaman tentang syair dan makna sebenarnya masih terus berlanjut.  Ada versi yang menyimpulkan bahwa,  Syair Uyelewun Kayaq tene, mengandung makna Uyelewun terdiri dari banyak Kampung.( Kayaq=banyak/ramai), ( tene= Leu). Versi ini menyimpulkan kata "tene" sebagai nama lain dari Leu(kampung).  Kesimpulan ini dapat diterima jika didalami lebih lanjut tentang ciri khas pembentukan/ penetapan Kampung adat Kedang( Leu Tuan tene maya'(q).  Menurut tokoh adat tertentu, penetapan Kampung adat(Leu Tuan) terdiri dari bagian- bagian kampung yang diberi tapal( tanda) berupa mesbah dari batu ceper( Lapa'). Di pusat kampung adat diletakan sebuah mesbah batu, sebagai simbol tiang penyeimbang sebagaimana tiang perahu layar( puan). Dan di sebelah kiri dan kanan ibarat penopang perahu( eler wa'an).  Dengan demikian ketangguhan sebuah Kampung adat(Leu Tuan) akan kokoh dan tidak mudah tenggelam.  Sementara di dalam bumi diyakini ada jangkar(niwang)yang menjadi penahan kampung dari arus dan gelombang. Kesimpulan versi tersebut hampir mirip dengan penetapan Nuba nara, ala Lamaholot dan daerah lainnya di NTT.  Berdasarkan versi ini, kemudian dibenarkan syair lagu rakyat ini dapat dibaca demikian ;
Uyelewun Kayaq tene
Dorong Dopeq ote ne ne
....dst....

Adapun versi lainnya menyimpulkan sebuah pemaknaan yang berbeda.  Lafas Uyelewun Kayaq tene, berasal dari kalimat dasar Uyelewun Kaya' te'e  ne.  Kalimat ini mengandung makna persatuan dan kesatuan.   Secara harafiah kata Kaya' bermakna ramai/semuanya.  Kata te'e artinya milik bersama. Kata ne, merupakan penekanan bahwa benar/sungguh milik bersama. Dari kesimpulan ini maka syair tersebut dapat dibaca demikian :
Uyelewun Kaya' te'e ne
Dorong dope' ote ne ne
....dst...
( Uyelewun milik semua kita)
( Semua diturunkan oleh nya).
Menurut versi ini, penetapan Kampung adat ala Kedang tidak menganut struktur Nuba nara.  Dapat didalami pada beberapa pusat ritual( Leu Tuan) hanya terdapat mesbah(Lapa') yang diletakan membentuk tanda salib.  Di bagian tengah(pusat) dipasang mesbah( Lapa') Ula loyo ero awu',( mesbah ritual yang menghubungkan Pencipta di langit dan Penguasa di dalam bumi). Selanjutnya dipasang pada bagian hadapan nya ke gunung Uyelewun, mesabah atau ( Lapa') tubar, pada bagian mengarah ke laut, dipasang mesbah(lapa') lein dan di kiri kanan dipasang Hikun dan Wanan. Sementara sebagai simbol pertalian keturunan yang satu dan sama, pada bagian yang mengarah ke gunung Uyelewun dipasang mesbah(lapa') awu' kawang wa' luo atau Perung tekal aran dorong.  Simbol ini menyatakan bahwa rumpun kampung ini benar-benar turun dan diturunkan dari leluhur Uyelewun.

Perbedaan mendasar dari kedua versi di atas adalah :
1. Versi Nuba nara, menghayati mesbah pada pusat kampung adatnya mengarah ke rasi bintang( Popo' libur atedien) dan mesti terkena pijaran cahaya Bintang fajar(Lia hura' manusia). 
2. Versi Pusat ritual(Leu Tuan) Edang wela, mesbah pusat nya mengarah ke langit(Wula loyo) dan ke bumi(ero awu')
3. Dan ada beberapa pembeda yang sifatnya sulit.

Dalam mengkonfirmasi kedua formasi struktur kampung adat(Leu Tuan) ini, kemudian ditemukan bahwa, struktur yang menganut sistim Nuba nara baru ada(diadakan) di era empayar Kapitan Kedang.  Dikenal hingga hari ini sebagai Nuba sarabiti Nara Wai hali. Namun kalau merujuk pada keyakinan Lama Kedang, di setiap pusat ritual( Leu Tuan) tidak/belum ditemukan struktur serupa.
Disini muncul pertanyaan yang tidak mudah dijawab. Apakah di Kedang pernah ada dua peradaban lama..? Jika demikian mungkin-kah Kedang memilki sistim peradaban tua dan khas...?  Mari terus mendalami dan menuliskan yang tidak tertulis.

Perdebatan tentang syair dan makna dari lagu rakyat ini, semestinya dipandang sebagai langkah maju. Dimana generasi Kedang hari ini, sudah giat membangun gerakan penguatan kembali jati diri peradaban warisannya.  Dibutuhkan semakin banyak orang Kedang yang semakin peduli pada kelestarian budayanya sendiri.  Tentu saja semua versi kesimpulan pihak-pihak tidak ada yang salah.  Kembali kepada yang hendak memaknainya sebagai sesuatu kearifan leluhur.  Uniknya bahasa(dialek) Kedang membutuhkan pendalaman yang lebih komperhensif.  Berdasarkan nukilan singkat ini, dapat disepakati saja kedua versi pendalaman di atas. Dengan demikian ada makna-makna kata dan syair bernilai luhur yang dapat ditularkan ke generasi berikutnya.

Uyelewun Kaya'(q ) tene/kaya' te'e ne
Dorong dope'(q) ote ne ne
........ ....dst.......................

                              
                          ( ....edisi Oktober 2022)
                                        #UbuQ)








Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Senjayangberlari#

...DPRD Lembata, pesiar-pesiar menjelang akhir masa jabatan....