Postingan

MENGENANG 60 TAHUN, SAYIN TUA' TEDA' BAYAN WA' MIWA'..(Musyawarah Besar Rakyat Semesta Kedang/ MUBESRATA Kedang; Leu wayan, Januari 1961) *catatan pinggir pejuang sendal jepit*

Gambar
Komunitas adat Kedang, merupakan salah satu di antara ratusan etnis kecil di Indonesia.  Hidup dalam budaya egaliter, komunitas ini mendiami wilayah tanah adat Kedang, di sebelah timur Pulau Lembata.  Kampung pemukimannya terletak berjejer melingkari gunung Uyelewun.   Nama gunung Uyelewun sendiri, disadur dari nama Leluhur Uyo Lewun yang menurunkan komunitas asli Kedang.  Nama sebenarnya Uyo Lewun, dilahirkan oleh Lewun Kame, dengan saudara-saudaranya antara lain; Beha' Lewun, Eye' Lewun, Gaya Lewun, Tanah Lewun, Au Lewun, Oka Lewun. Tentang saudara-saudara Uyelewun ini, ada beberapa versi tutur yang mengakui lebih banyak dari itu. Banyak sekali tutur-tutur lama yang menggambarkan kehidupan purba, yang kemudian baru diketahui melalui ritus-ritus dan ritual serta praktek peradaban komunitasnya.  Tutur- tutur sejarah maupun legenda lama, hampir semuanya tidak tertulis sehingga tidak mudah untuk melakukan penelitian ataupun napaktilas yang mendalam dan terukur.  Kendati d

@Pelaut Lupa Daratan# Eksplorasi Budaya dalam "Sare Dame", mengail di air keruh.........! "Mariiii berdebat..!"

Gambar
Tidak patut di diamkan, jika pesan dan kritik dipleset oleh pihak-pihak yang "katanya" kaum intelektual.  Sebagai salah seorang pengkritik ivent Eksplorasi Budaya/Sare Dame, kami memandang penting untuk mengkanter argument-argument yang dipandang semakin menyesatkan. Apalagi argument tersebut datang dari kaum yang dipandang oleh masyarakat lokal sebagai kaum intelektual.  Kaum intelektual, baik mahasiswa, Sarjana, Guru/Pegawai, bagi masyarakat lokal Lembata, telah ditempatkan sebagai kaum yang patut di dengar ( panutan). Namun dalam soal Sare Dame, "ada" kaum ini, yang cenderung berpikir karut dan tidak berbobot. Patut di duga, mungkin ada udang di balik batu..? Kemudian baru diendus, ada dugaan, dibalik konsep Sare Dame yang sedang digelar di seantero Lembata hari ini, ada kalangan akademisi Lembata, yang bertugas di luar Lembata, mungkin saja turut menunggangi agenda besar dan abal-abal ini. Apakah karena ada 2,5 miliyar...? Ahhhhh... Dalam kaitan deng

#obrolan tepi Wadas# Edang Wela, sebuah Agama Bumi...??????

Gambar
Kedang (edang), adalah nama komunitas adat yang mendiami antero kaki gunung Uyelewun, di wilayah timur Pulau Lembata. Komunitas adat ini, dapat dibilang komunitas adat paling kecil  di Indonesia, namun merupakan komunitas yang cukup besar di Pulau Lembata. Dengan populasi, nyaris mendekati seratus ribu jiwa, komunitas ini masuk dalam ranking jumlah pemilih terbesar di Kabupaten Lembata. Tidak heran, kalau kemudian para figur-figur politik sangat memperhitungkannya. Nama Uyelewun sendiri, diyakini berasal dari nama leluhurnya Uyo Lewun, yang menurunkan komunitas ini. Tidak mudah, menghitung, kapan era kehidupan seorang Uyo Lewun. Namun generasi asli Kedang hari ini, yang kuat dengan budaya tutur, dapat menghitung silsilah turunannya di masing-masing kampung dan marga hingga sampai ke leluhurnya Uyo lewun. Bisa saja, dari panjangnya silsilah, dapat dihitung, kapan atau sekitar zaman apa, leluhur Uyo Lewun ini hidup.  Ada pun beragam versi tentang panjangnya silsil